SELAMAT DATANG DIBLOG BIRAWA CLUB "WARNET. LOKET PPOB & STUDIO MUSIK"

26 Agustus 2012

Harga Medali Olimpiade London 2012

Harga Medali Olimpiade London 2012 

 

Setiap  event olahraga baik itu besar maupun kecil pasti memperebutkan yang namanya medali. Namun, pernahkah kita memiliki pemikiran untuk mengetahui berapa harga atau nilai medali yang diperebutkan tersebut?
Dalam artikel ini saya akan mencoba mengutip sebuah berita dari Liputan 6. Yang mengulas masalah harga medali Olimpiade London 2012 yang baru saja digelar.
Berikut uraian harga medali Olimpiade London 2012:
 
Medali Olimpiade London ternyata merupakan medali terbesar yang pernah ada. Meski memiliki ukuran dan berat lebih besar dari medali yang digunakan pada Olimpiade sebelumnya, medali tersebut ditaksir berharga kurang dari tiga poundsterling atau hanya sekitar Rp 44 ribu.
Seperti diwartakanZee News, Senin (30/7), medali perunggu pada Olimpiade London terbuat dari campuran 97 persen tembaga, 2,5 persen seng dan 0,5 persen timah
 
 Medali Olimpiade London 2012
 
Campuran ketiga bahan tersebutlah yang ditaksir memiliki harga tiga pounds.
Sementara untuk medali emas, ternyata kandungan emasnya hanya satu persen. Sedangkan campuran lainnya terdiri dari 92,5 persen perak dan 6,16 persen tembaga.
Untuk medali perak yang diperkirakan memiliki harga 210 pounds atau sekitar Rp 3,1 juta, kandungan emas pada medali diganti dengan lebih banyak campuran tembaga. Padahal menurut aturan yang ditetapkan oleh Komite Olimpiade International, medali harus terbuat dari campuran 550 gram perak berkualitas tinggi dan enam gram emas. 
 
 
Medali emas pada Olimpiade kali ini diperkirakan bernilai sekitar 410 pounds atau sekitar Rp 6 juta sebagai taksiran harga logam mentah. Kendatipun nilai riil sebenarnya tentu saja jauh lebih tinggi jika medali itu dijual. 
 Medali-medali seberat 375 hingga 400 gram dengan lebar 85 milimeter dan tebal tujuh mm itu, akan diberikan kepada 805 juara di upacara kemenangan pada dua pekan mendatang. Meskipun medali emas Olimpiade tidak terbuat dari emas murni, medali tersebut masih bernilai ratusan ribu pounds pada pelelangan.
Demikian kutipan tersebut. Semoga ini bisa menjadi info yang bermanfaat atau tambahan pengetahuan buat anda semuanya. amin 
 
Description: Harga Medali Olimpiade London 2012

3 Agustus 2012

Ikan Paus Terdampar di Muara Gembong


Bayi paus sperma (sperm whale) ditemukan pertama kali oleh nelayan di Kp. Beting Desa Pantai Bahagia Kec. Muaragembong Kab. Bekasi Jawa Barat dalam kondisi sekarat, masih hidup namun berdarah-darah sebelum akhirnya mati.pada Senin, 30 Juli 2012. Seekor paus jenis sperma yang sempat diselamatkan oleh tim penyelamat setelah terdampar di Pantai Pakis, Karawang, Jawa Barat, sejak Jumat, 27 Juli 2012.


"Saat diselamatkan kondisi paus stabil. Ritme pernafasannya 40 hingga 45 per detik, mendekati ritme nafas normal yakni 60 hingga 70 per detik. Kondisi ini termasuk baik," kata Benvika. "Kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkannya," 

Tim penyelamat dan sejumlah penyelam dari TNI Angkatan Laut, Sabtu, 29 Juli 2012, sempat berhasil membantu mengembalikan paus malang ini ke laut. Mereka menariknya dengan tugboat ke laut sedalam 20 meter sebelum melepasnya.

Minggu,30 Juli 2012  pukul 11.00 WIB, paus mulai terdampar di Muara Gembong, di mana kedalaman air lautnya sekitar 1,8 meter, sangat dangkal. Saat itu ekor paus masih bergerak-gerak.

"Warga langsung melakukan inisiatif tindakan pengamanan paus itu. Pak RW sendiri (Saita, nelayan yang menemukan, red) memastikan pukul 11.00 malam sudah mati paus itu dengan posisi telentang dan menimbulkan bau menyengat,"

Dipastikan ciri-ciri luka bayi paus di ekor dan lubang di punggung, paus yang terdampar adalah paus yang kemarin ditemukan di Pakis Jaya, Karawang. Beratnya sekitar 2 ton dengan panjang 25 meter. Dia juga melihat ada luka sobek di mulut dan siripnya.

"Pas di titik itu, darahnya keluar merah deras,"




"Atas kesepakatan masyarakat dan tokoh agama dan nelayan, ikan tersebut dikubur di sini,"

Kemudian, nelayan di sini mengaku sering melihat paus sperma, yang melintas dari Pulau Seribu melewati Pulau Damar ke timur laut menuju laut lepas. Namun paus sperma yang dijumpai kali ini jauh lebih besar, biasanya 1-2 meter.

"Nelayan terakhir melihat ada 5-7 ekor yang melintas sekitar bulan lalu, nelayannya kabur,"




SEJARAH REGGAE


Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.


Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.

Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.


Sejarah gerakan penyadaran identitas kaum kulit hitam, yang kemudian bertemali erat dengan keberadaan musik reggae, mulai disemai pada awal abad ke-20. Adalah Marcus Mosiah Garvey, seorang pendeta dan aktivis kulit hitam Jamaika, yang melontarkan gagasan “Afrika untuk Bangsa Afrika…” dan menyerukan gerakan repatriasi (pemulangan kembali) masyarakat kulit hitam di luar Afrika. Pada tahun 1914, Garvey mendirikan Universal Negro Improvement Association (UNIA), gerakan sosio-religius yang dinilai sebagai gerakan kesadaran identitas baru bagi kaum kulit hitam.

Pada tahun 1916-1922, Garvey meninggalkan Jamaika untuk membangun markas UNIA di Harlem, New York. Konon sampai tahun 1922, UNIA memiliki lebih dari 7 juta orang pengikut. Antara tahun 1928-1930 Garvey kembali ke Jamaika dan terlibat dalam perjuangan politik kaum hitam dan pada tahun 1929 Garvey meramalkan datangnya seorang raja Afrika yang menandai pembebasan ras kulit hitam dari penindasan kaum Babylon (sebutan untuk pemerintah kolonial kulit putih—merujuk pada kisah kitab suci tentang kaum Babylon yang menindas bangsa Israel). Ketika Ras Tafari Makonnen dinobatkan sebagai raja Ethiopia di tahun 1930, yang bergelar HIM Haile Selassie I, para pengikut ajaran Garvey menganggap Ras Tafari sebagai sosok pembebas itu. Mereka juga menganggap Ethiopia sebagai Zion—tanah damai bak surga—bagi kaum kulit hitam di dalam maupun luar Afrika. Ajaran Garvey pun mewujud menjadi religi baru bernama Rastafari dengan Haile Selassie sebagai sosok yang di-tuhan-kan.

 
Pada bulan April 1966, karena ancaman pertentangan sosial yang melibatkan kaum Rasta, pemerintah Jamaika mengundang HIM Haile Selassie I untuk berkunjung menjumpai penghayat Rastafari. Dia menyampaikan pesan menyediakan tanah di Ethiopia Selatan untuk repatriasi Rasta. Namun Haile Selassie juga menekankan perlunya Rasta untuk membebaskan Jamaika dari penindasan dan ketidak adilan dan menjadikan Rastafari sebagai jalan hidup, sebelum mereka eksodus ke Ethiopia.




Tahun-tahun setelahnya kredo gerakan tersebut makin tersebar luas, yakni “Bersatunya kemanusiaan adalah pesannya, musik adalah modus operandinya, perdamaian di bumi seperti halnya di surga (Zion) adalah tujuannya, memperjuangkan hak adalah caranya dan melenyapkan segala bentuk penindasan fisik dan mental adalah esensi perjuangannya.” Ketika Bob Marley menjadi pengikut Rastafari di tahun 1967 dan setahun kemudian disusul kelahiran reggae, maka modus operandi penyebaran ajaran Rastafari pun ditemukan: reggae!
Biography bob Marley atau bernama lengkap Robert nesta Marley


Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika.

Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika.

Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.

The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
 

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.

Semoga Bermanfaat