Deskripsi Umum
Wilayah
Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara
Gembong berjarak sekitar 64 km dari Ibukota Kabupaten Bekasi, sedangkan jarak
dari Ibukota Propinsi Jawa Barat sekitar 225 km. Dilihat dari segi geografis,
Kecamatan Muara Gembong terletak pada posisi 1070 10” BT dan 60 11” LS.
Kecamatan Muara
Gembong merupakan wilayah administratif Kabupaten Bekasi dengan batas-batas
sebagai berikut:
ü Sebelah
Utara berbatasan dengan Laut Jawa;
ü Sebelah
Selatan dengan Kecamatan Cabangbungin;
ü Sbelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Babelan;
ü
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Karawang.
Kecamatan Muara Gembong yang berada sangat jauh
dari hiruk pikuk kota Bekasi sendiri dikelilingi oleh lahan perairan laut Jawa
yang luas dan terhimpit di antara Jakarta Utara dengan Kabupaten Karawang.
Kecamatan ini terletak 64 km dari pusat Kota Bekasi. Tak kurang dari empat jam
diperlukan untuk menempuh perjalanan dari kota Jakarta dan sekitar dua setengah
jam dari Kota Bekasi. Sebagian besar penduduk Muara Gembong bermata pencaharian
sebagai nelayan, menangkap ikan, kepiting dan juga udang untuk dijual ke
Jakarta khususnya ke daerah Cilincing, Ancol, dan Muara Angke.
Kecamatan Muaragembong terdiri dari 6 (enam) desa, Jayasakti seluas 220 hektare
(Ha), Pantai Mekar 235 Ha , Pantai Sederhana 65 Ha, Pantai Bahagia 265 Ha,
Pantai Bakti 2,90 Ha, dan Pantai Harapan Jaya dengan lahan terluas 275 Ha.
Kawasan pemukiman penduduk pinggir laut dengan luas lahan keseluruhan 14.009
hektar tersebut didominasi oleh lahan perairan. Tambak perikanan yang mencakup
lahan seluas 10.125 Ha menjadi mata pencaharian utama 60 persen dari total
kepadatan penduduk 36.022 jiwa. Sisanya bekerja dengan menjadi petani darat,
mengelola lahan pertanian kering seluas 60 Ha. Lahan kritis di Muara Gembong
telah dolah dengan budidaya pertanian seluas 512 Ha. Muara Gembong terkenal
dengan potensi alamnya, muara ini adalah habitat ikan bandeng yang sangat
diminati oleh warga Jakarta karena dagingnya yang tidak bau, hal itu
dikarenakan “bandeng gembong” diberikan pakan ikan yang alami. Selain bandeng,
kepiting dari Muara Gembong juga terkenal di Jakarta, kemudian “Terasi
Jembret”, terasi yang diolah secara alami oleh beberapa penduduknya. Beberapa
istri nelayan mengolah udang rebon yang didapat dari laut untuk dijadikan
terasi. Kondisi ini berkaitan dengan sumberdaya wilayah pesisir yang bersifat
multisumberdaya (multi resources) dan multiguna (multipleuses).
Penduduk di Kecamatan Muara Gembong didominasi
dengan etnis Jawa, kebanyakan mereka menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Sunda
juga menjadi bahasa sehari-hari mereka, selain bahasa Melayu. Di Desa Pantai
Mekar saja sudah terdapat Puskesmas dan Kantor Dinas Kesehatan, selain itu tiga
buah gedung Sekolah Dasar Negri (SDN), satu gedung Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan dua buah gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) juga telah mendukung dan
melengkapi aspek pendidikan warganya.
2. Keadaan Alam
Umumnya lahan di wilayah Kecamatan Muara
Gembong mempunyai topografi datar. Dimana sebagian besar wilayahnya adalah
daerah yang memiliki ketinggian 0-5 meter diatas permukaan laut dengan
permukaan tanah yang datar. Topografi yang datar dan berair menyebabkan derajat
kemasaman tanahnya termasuk dalam kondisi masam. PH tanah di Kecamatan Muara
Gembong berkisar antara 4.5-5.5. Rendahnya nilai pH tanah disebabkan kandungan
ferit yang tinggi.
Kecamatan Muara Gembong dilintasi oleh sungai
Citarum dengan 4 (empat) anak sungai yang bermuara ke laut Jawa. Total luas
sungai di Kecamatan Muara Gembon, pada tahun 2000 sebanyak 2.57% dari total
luas wilayah.
Karakteristik sungai dan laut berwarna keruh
atau kecoklatan terutama pada musim hujan. Suhu udara di Kecamatan Muara
Gembong berkisar antara 29 0C – 34 0C dengan suhu rata-rata 320C. Curah hujan rata-rata
1 697 mm dengan curah hujan terbanyak terdapat antara bulan Januari - Februari.
Angin musim barat bertiup dari arah utara atau pantai pada awal bulan Desember
sampai dengan Februari. Musim ini dikenal dengan nama musim panceklik karena
pada saat itu gelombang laut sangat tinggi, sehingga nelayan banyak yang tidak
melaut.
3. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yang umum terlihat di
Kecamatan Muara Gembong adalah lahan perikanan tambak yakni seluas 8 914 hektar
atau sekitar 66.97 % dari luas wilayah Kecamatan Muaragembong. Penggunaan lahan
yang juga mendapat porsi terbesar adalah penggunaan lahan sawah irigasi yaitu
sebesar 15.7 % dari total luas wilayah.
Jumlah lahan yang belum digunakan seperti hutan
mangrove, yang dulunya merupakan lahan mayoritas didaerah Muara gembong
sekarang tinggal hanya 398 hektar. Komposisi penggunaan lahan di Kecamatan
Muara Gembong pada tahun 207.
4. Kependudukan
Jumlah Penduduk Kecamatan Muara Gembong pada
tahun 2000 adalah sebanyak 22 074 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di
Desa Pantai Mekar yang terletak di tengah-tengah Kecamatan Muara Gembong.
Sementara jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Pantai Sederhana. Sebaran
jumlah penduduk tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Muara
Gembong
No.
|
Nama Desa
|
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
|
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
|
Jumlah Rumah Tangga (KK)
|
Rasio (Persen)
|
1.
|
Desa Harapan
Jaya
|
5.793
|
1.72
|
2.416
|
9.29
|
2.
|
Desa Jaya
Sakti
|
5.874
|
2.15
|
2.721
|
10.07
|
3.
|
Desa Pantai
Mekar
|
6.897
|
2.35
|
3.669
|
10.29
|
4.
|
Desa Pantai
Sederhana
|
4.589
|
2.07
|
2.374
|
8.57
|
5.
|
Desa Pantai
Bahagia
|
6.973
|
2.37
|
3.876
|
15.52
|
6.
|
Desa Pantai
Bakti
|
5.896
|
1.95
|
2.811
|
9.41
|
Total
|
36.022
|
-
|
17.867
|
63.15
|
Sumber: Monografi Muara Gembong, tahun 2007
Angka kepadatan penduduk adalah rasio dari
jumlah penduduk per luasan lahan. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat
di Desa Pantai Mekar dan Pantai Bahagia yaitu sebesar 2.35 – 2.37 jiwa per
hektar. Angka tersebut menunjukkan bahwa Desa Pantai Mekar dan Pantai Bahgia
merupakan wilayah yang paling padat penduduknya. Dari Tabel terlihat bahwa
jumlah penduduk di Desa Pantai Sederhana adalah yang terendah. Tetapi meskipun
jumlah penduduknya sedikit, luas wilayah Desa Pantai sederhana juga merupakan
yang terkecil. Sebaliknya dengan Desa Harapan Jaya, meskipun jumlah penduduknya
termasuk tinggi tetapi wilayahnya merupakan wilayah yang terluas. Hal tersebut
menyebabkan tingkat kepadatan penduduk di Desa Harapan Jaya termasuk rendah.
Jumlah rumah tangga di Kecamatan Muara Gembong
adalah sebesar 17.867 KK. Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Desa Pantai
Bahagia yaitu sebesar 3.876 KK. Hal tersebut sesuai dengan jumlah penduduknya
yang terbanyak.
Jumlah rumah tangga terkecil adalah sebesar
2.374 KK, terdapat di Desa Pantai Sederhana. Jumlah rumah tangga pertanian
adalah jumlah rumah tangga yang mata pencaharian utamanya adalah petani tambak
dan Nelayan. Dari Tabel terlihat bahwa hampir setengah dari rumah tangga yang
terdapat di Kecamatan Muara Gembong memiliki mata pencaharian utama sebagai
petani tambak dan Nelayan. Kondisi tersebut merupakan gambaran umum dari
kondisi kependudukan di daerah pesisir, dimana persentase jumlah rumah tangga
yang bermata pencaharian di bidang tani tambak sangat tingggi. Jumlah rumah
tangga tani tambak terbanyak terdapat di Desa Pantai Bahagia yaitu sebesar
15.52. Rasio merupakan perbandingan jumlah rumah tangga pertanian dengan jumlah
rumah tangga per desa yang dinyatakan dalam persen.
5. Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan suatu aktivitas dari
suatu masyarakat dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hidupnya, misalnya:
petani tambak, nelayan, petani, pegawai dan yang lainnya. Menurut data dari
Perkumpulan Petambak yang ada di Muara Gembong, sebagian besar penduduk
Kecamatan Muara Gembong mempunyai mata pencaharian sebagai petani tambak.
Petani tambak di wilayah ini terbagi dua jenis, yaitu petani utama dan
sambilan. Jumlah petani tambak menurut data dari monografi tahun 2000 adalah 10
194 orang atau 46.18% dari total jumlah penduduk di Kecamatan Muara Gembong
(Tabel 3). Jenis mata pencaharian yang juga banyak terdapat di Kecamatan Muara
Gembong adalah sebagai petani lahan sawah, yaitu sebesar 24.60% atau sama
dengan 5 429 orang. Buruh pabrik, nelayan, pedagang dan buruh tani juga
termasuk mata pencaharian yang banyak ditemukan di Kecamatan Muara
Gembong.Jenis mata pencaharian yang juga banyak terdapat di Kecamatan Muara
Gembong adalah sebagai petani lahan sawah, yaitu sebesar 24.60% atau sama
dengan 5 429 orang. Buruh pabrik, nelayan, pedagang dan buruh tani juga
termasuk mata pencaharian yang banyak ditemukan di Kecamatan Muara Gembong.
Sementara peluang usaha-usaha lain sangat susah untuk dikembangkan karena letak
wilayah pesisir ini sulit dijangkau ke pusat perekonomian melalui jalan darat,
sedangkan transportasi laut yang tersedia masih sangat sederhana.
Mata pencaharian sebagai petani tambak banyak
diminati oleh penduduk di Kecamatan Muara Gembong karena sarana dan prasarana
yang terdapat di wilayah ini sangat mendukung, seperti kondisi wilayah, iklim
dan jenis tanahnya.
Faktor lain yang juga mendorong terbentuknya
pertanian tambak adalah harga rata-rata dari budidaya tambak yang cukup tinggi.
6. Pendidikan
Tingkat kesadaraaan penduduk Kecamatan Muara
Gembong terhadap arti pentingnya pendidikan cukup tinggi. Namun tingginya
kesadaran akan pendidikan tersebut tidak ditunjang juga sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai seperti: sarana
transportasi, jumlah sekolah, fasilitas sekolah dan sebagainya.
Kecamatan Muara Gembong mempunyai sedikit
sekali fasilitas pendidikan. Hal ini dilihat dari sarana transportasi yang
sangat sulit dan minimnya jumlah sekolah lanjutan, sehingga penduduk Muara
Gembong mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Bahkan beberapa orang yang mampu melanjutkan pendidikan ke sekolah
lanjutan hingga jenjang yang lebih tinggi
harus kedaerah lain Misalnya Cikarang, Bekasi atau Jakarta Utara.
Hal ini sangat mempengaruhi terhadap tingkat
sumberdaya manusia dikecamatan muara gembong, pengaruh lain yang disebabkan
oleh rendahnya tingkat pendidikan yang ada dikecamatan muara gembong adalah
lambatnya respon masyakarat dalam hal menerima inovasi-inovasi baru dalam
pengelolaan tambak. Tabel 6 memperlihatkan jumlah sarana pendidikan yang terdapat
di kecamatan Muara Gembong.
Tabel 6. Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan
Muara Gembong
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah Sekolah
|
TK/Paud
SD/ Madrasah Ibtidaiyah
SLTP/ Madrasah Tsanawiyah
SLTA/ Madrasah Aliyah
Perguruan Tinggi
|
2
19
6
4
-
|
Sumber: Neraca
Kualitas Lingkungan Hidup Daerah
7. Media Komunikasi dan Perhubungan
Media Komunikasi yang ada di Kecamatan Muara
Gembong masih sangat terbatas. Penduduk di Kecamatan Muara Gembong memperoleh
informasi dari televisi dan radio. Media komunikasi lainnya yang terdapat di
Kecamatan Muara Gembong, yaitu koran dan majalah. Tetapi untuk mendapatkan
koran atau majalah, penduduk harus pergi ke luar daerah seperti ke Cikarang dan
Cilincing, karena di wilayah Muaragembong tidak terdapat agen atau penjual
koran/majalah. Sementara untuk melakukan komunikasi jarak jauh penduduk di
Kecamatan Muara Gembong menggunakan handphone dan telephone.
Sarana transportasi yang terdapat di Kecamatan
Muara Gembong terdiri dari dua jenis yaitu, transportasi darat dan laut. Sarana
perhubungan laut adalah perahu motor yang berjumlah 8 perahu dan berlabuh di
Cilincing. Sungai Citarum dan Laut Jawa menghubungkan Kecamatan Muaragembong
dengan Cilincing dan Pantai Utara Jawa lainnya. Sarana transportasi darat yang
umum terdapat di Kecamatan Muara Gembong adalah ojeg. Sementara transportasi
darat antar kota yang terdapat hanya satu jenis angkutan yang dikenal dengan
nama ELF. Untuk naik ELF penduduk Kecamatan Muara Gembong harus ke Terminal
Cikarang dahulu. Minimnya sarana transportasi darat di Kecamatan Muara Gembong
dikarenakan kondisi jalannya yang rusak berat.